1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Apakah Jerman Cukup Menarik bagi Pekerja Asing?

Peter Hille
13 Desember 2022

Jerman perlu pekerja terampil dari luar negeri, sampai 400.000 orang per tahun. Tetapi apakah Jerman menarik bagi pekerja asing berkualifikasi tinggi? Bagi banyak orang, tuntutan harus berbahasa Jerman kendala utama.

https://p.dw.com/p/4Krbs
Alberto Coronado di Welcome Center Frankfurt membantu tenaga kerja asing mendapat pekerjaan
Alberto Coronado di Welcome Center Frankfurt membantu tenaga kerja asing mendapat pekerjaanFoto: Peter Hille/DW

Jessica James baru berusia 31 tahun, dengan gelar MBA dan sembilan tahun pengalaman profesional di berbagai bank, mungkin akan mudah mendapat pekerjaan di Jerman, mengingat kelangkaan tenaga terampil yang terjadi di negara ini? Dia sekarang tinggal di Islamabad, Pakistan. Tapi dia ingin pergi dari sana. "Saya Kristen dan Pakistan adalah negara Muslim. Itulah alasan utama mengapa saya ingin pergi ke Eropa," katanya kepada DW.

Tapi Jessica tidak bermaksud pindah ke Jerman. Alasannya: belajar bahasa Jerman sulit. "Selain itu, Jerman sangat ketat dalam mengeluarkan visa. Dan saya pernah mendengar bahwa orang Jerman sangat keras terhadap orang berkulit gelap dan terhadap imigran pada umumnya." Karena itu dia bermaksud beremigrasi ke Belanda.

Apakah Jerman negara yang menarik bagi pekerja terampil dari luar negeri. Ya, kata Thomas Liebig, pakar migrasi di Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, OECD. Baginya, jelas ada "potensi besar orang-orang berkualifikasi tinggi di luar negeri yang tertarik untuk bekerja di Jerman". Dalam studi dan survei internasional, Jerman biasanya dinilai cukup baik - meskipun tertinggal dari negara-negara berbahasa Inggris seperti Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan tentu saja, Inggris.

Welcome Center negara bagian Hessen di Frankfurt
Welcome Center negara bagian Hessen di FrankfurtFoto: Peter Hille/DW

Kendala utama: kurang informasi

Thomas Liebig dan rekan-rekannya telah melakukan survei hampir 30.000 orang yang mengunjungi portal Internet pemerintah Jerman untuk pekerja terampil dari luar negeri. Rintangan terbesar mereka adalah, kebanyakan tidak tahu cara mendapatkan pekerjaan di Jerman - baik karena mereka tidak dapat membaca iklan pekerjaan Jerman atau karena tidak ada bantuan untuk itu. Tapi sebagian besar dapat membayangkan datang ke Jerman. Dua dari tiga responden menyebut kualitas hidup yang tinggi di Jerman sebagai alasan ketertarikan mereka.

Adrian Oku berusia 24 tahun dan berasal dari Albania. Saat ini dia berada di Frankfurt. "Saya mencari pekerjaan di sini karena saya ingin tinggal di Jerman," katanya kepada DW ketika ditemui di Welcome Center negara bagian Hessen. "Jerman adalah impian saya," ujarnya.

Di Welcome Center Frankfurt, dia bisa mendapat informasi dalam bahasa Jerman, Inggris, Spanyol, dan Kiswahili. Salah satu dari tiga koordinator di Welcome Center adalah Alberto Coronado. Tugasnya  membantu para pekerja terampil asing memasuki pasar kerja Jerman. "Di luar negeri, semuanya selalu baru pada awalnya," katanya. "Bahkan orang terpintar pun awalnya kewalahan dengan ini. Dan kami di sini untuk membantu mereka."

Adrian Oku dari Albania
Adrian Oku dari AlbaniaFoto: Peter Hille/DW

Semua kegiatan dilakukan dalam bahasa Jerman

Rintangan terbesar bagi Adrian Oku adalah bahasa Jerman. Karena sebagian besar kegiatan di perusahaan besar di Jerman juga berlangsung dalam bahasa Jerman. "Itu salah satu kelemahan Jerman dalam persaingan internasional", kata Chris Pyak, konsultan bisnis dan perekrut tenaga profesional. Chris Pyak menerbitkan bulletin tentang dunia kerja di Jerman. Ada sekitar 25.000 spesialis internasional yanng berlangganan buletinnya.

"Hambatan utama bagi pekerja terampil internasional untuk datang ke Jerman bukanlah aturan imigrasi atau pengakuan kualifikasi," katanya kepada DW. "Faktanya, hanya empat persen dari semua lowongan pekerjaan di Jerman yang diiklankan dalam bahasa Inggris."

Padahal, sebagian besar pekerjaan yang diminati dapat dilakukan dengan baik dalam bahasa Inggris, misalnya pengembang software, jelasnya. "Di ribuan perusahaan di seluruh dunia", komunikasi biasa dilakukan dalam bahasa Inggris.

"Jerman membutuhkan budaya baru dalam dunia kerja", kata Chris Pyak lebih lanjut. "Jika kita ingin tenaga terbaik datang, maka kita harus berusaha untuk menarik mereka. Jika tidak, hanya mereka yang tidak punya pilihan yang akan datang", paparnya.

Hamdi Zerguine senang bahasa dan budaya Jerman
Hamdi Zerguine senang bahasa dan budaya JermanFoto: Peter Hille/DW

Bagi Hamdi Zerguine dari Aljazair, bahasa dan budaya di Jerman justru menjadi faktor terpenting dalam keputusannya untuk bermigrasi. "Saya suka bahasa Jerman dan mentalitas di sini," katanya kepada DW. Orang Jerman rajin, katanya. "Dan ketika Anda mendengar bahwa sesuatu dibuat di Jerman, itu adalah sinonim untuk kualitas."

Hamdi Zerguine adalah insinyur dengan fokus pada elektronik dan otomasi. Dia punya sepuluh tahun pengalaman kerja. "Saya ambisius," katanya, "saya ingin berkarier di Jerman." Setelah mengirim beberapa lamaran, dia baru saja diterima. Jika semuanya berjalan dengan baik, dia akan bekerja sebagai insinyur di pabrik mobil Tesla dekat Berlin mulai bulan Januari 2023.

(hp/as)